Jumat, 13 April 2012

Computer Ethic, Internet Ethic, Perbedaan antara Policy, Standard, Guideline dan Procedure


 
A.    COMPUTER ETHIC
Etika komputer merupakan seperangkat asas atau nilai yang mengatur dalam penggunaan komputer. Etika merupakan suatu ilmu/nilai yang membahas perbuatan baik atau buruk manusia yang dapat dipahami oleh pikiran manusia, sedangkan komputer sendiri merupakan alat yang digunakan untuk mengolah data. Jadi, pengertian dari etika komputer (Computer Ethic) adalah seperangkat nilai yang mengatur manusia dalam penggunaan komputer serta proses pengolahan data.
Etika komputer merupakan hal yang penting untuk membatasi adanya penyalahgunaan teknologi/komputer yang dapat merugikan orang lain. Dengan adanya etika komputer segala kegiatan yang dilakukan dalam dunia komputer memiliki aturan-aturan/nilai yang mempunyai dasar ilmu yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga etika komputer dapat membatasi apa saja yang boleh dilakukan dan apa saja yang menjadi pelanggaran dalam penggunaan komputer. Adapun isu-isu dalam Etika Komputer :
1          Kejahatan Komputer (Computercrime)
Pesatnya perkembangan teknologi komputer membawa dampak positif bagi perkerjaan manusia sekarang ini, namun di sisi lain juga membawa dampak negatif terutama bagi pihak-pihak yang menyalahgunakan dan mencari keuntungan dengan cara yang tidak dibenarkan. Hal ini memunculkan suatu anggapan tentang kejahatan di dunia komputer yang sering disebut “Computercrime”. Kejahatan komputer juga dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal. Hal tersebut terjadi karena banyaknya orang yang melakukan kejahatan komputer mengabaikan adanya etika dalam penggunaan komputer.
2          E-commerce
Perkembangan teknologi juga berpengaruh pada perekonomian dan perdagangan negara. Melalui internet transaksi perdagangan menjadi lebih cepat dan efisien. Namun perdagangan melalui internet ini memunculkan permasalahan baru seperti perlindungan konsumen, permasalahan kontrak transaksi, masalah pajak dan kasus-kasus pemalsuan tanda tangan digital. Untuk menangani hal tersebut, para penjual dan pembeli menggunakan Uncitral Model Law on Electronic Commerce 1996 sebagai acuan dalam melakukan transaksi lewat internet.
3         Pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
Kemudahan-kemudahan yang diberikan internet menyebabkan terjadinya pelanggatan HAKI seperti pembajakan program komputer, penjualan program ilegal dan pengunduha ilegal.
4         Tanggung Jawab Profesi
Seiring perkembangan teknologi, para profesional di bidang komputer sudah melakukan spesialisasi bidang pengetahuan dan sering kali mempunyai posisi yang tinggi dan terhormat di kalangan masyarakat. Maka dari itu mereka memiliki tanggung jawab yang tinggi, mencakup banyak hal dari konsekuensi profesi yang dijalaninya. Para profesional menemukan diri mereka dalam hubungan profesionalnya dengan orang lain. Mencakup pekerja dengan pekerjaan, klien dengan profesional, profesional dengan profesional lain, serta masyarakat dengan profesional.
Etika komputer juga menjadi dasar lahirnya peraturan undang-undang mengenai kejahatan komputer. Indonesia sebagai negara yang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi komputer, tidak mau ketinggalan dalam mengembangkan etika di bidang tersebut. Tingginya penggunaan komputer di Indonesia memicu pelanggaran-pelanggaran dalam penggunaan internet. Besarnya tingkat pembajakan di Indonesia membuat pemerintah Republik Indonesia semakin gencar menindak pelaku kejahatan komputer berdasarkan Undang-Undang Hak Cipta no.19 Tahun 2002. Upaya ini dilakukan oleh pemerintah RI untuk melindungi hasil karya orang lain dan menegakkan etika dalam penggunaan komputer.

B.     INTERNET ETHIC / CYBER ETHIC
Internet (Interconection Networking) merupakan suatu jaringan yang menghubungkan computer diseluruh dunia tanpa dibatasi oleh jumlah unit menjadi satu jaringan yang bisa saling mengakses. Dengan internet tersebut, satu computer dapat berkomunikasi secara langsung dengan computer lain diberbagai belahan dunia. Hadirnya internet dalam kehidupan manusia telah membentuk komunitas masyarakat tersendiri. Internet Ethic / Cyber Ethic merupakan seperangkat asas atau nilai yang mengatur manusia dalam penggunaan internet.
Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam dunia maya adalah sebagai berikut:
  • Bahwa pengguna internet berasal dari berbagai negara yang mungkin memiliki budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda. 
  •  Pengguna internet merupakan orang-orang yang hidup dalam dunia anonymouse, yang tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.
  • Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam internet memungkinkan seseorang untuk bertindak etis seperti misalnya ada juga penghuni yang suka iseng dengan melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan.
  • Harus diperhatikan bahwa pengguna internet akan selalu bertambah setiap saat dan memungkinkan masuknya “penghuni” baru didunia maya tersebut.
Contoh Etika dalam berinternet yaitu Netiket atau Nettiquette. Tingginya penggunaan internet melahirkan aturan baru di bidang internet yaitu netiket. Netiker merupakan etika acuan dalam berkomunikasi menggunakan internet. Standar netiket ditetapkan oleh IETF (The Internet Engineering Task Force), sebuah komunitas internasional ynag terdiri dari operator, perancang jaringan dan peneliti yang terkait dengan pengopersian internet.
1          Netiket pada one to one communications
Yang dimaksud dengan one to one communications adalah kondisi dimana komunikasi terjadi antarindividu “face to face” dalam sebuah dialog.
2          Netiket pada one to many communications
Konsep komunikasi  one to meny communications adalah bahwa satu orang bisa berkomunikasi kepada beberapa orang sekaligus. Hal itu seperti yang terjadi pada mailing list dan net news.
3          Information services
Pada perkembangan internet, diberikan fasilitas dan berbagai layanan baru yang disebut layanan informasi (information service). Berbagai jenis layanan ini antara lain seperti Gropher, Wais, Word Wide Web (WWW), Multi-User Dimensions (MUDs), Multi-User Dimensions which are object Oriented (MOOs)

C.    PERBEDAAN POLICY, STANDARD, GUIDELINE DAN PROCDURE

Untuk melindungi informasi, sebuah perusahaan perlu menerapkan aturan dan kontrol untuk perlindungan informasi dan sistem yang menyimpan serta memproses informasi tersebut. Keamanan informasi dapat dicapai melalui pelaksanaan policy (kebijakan), standard, guidelines (pedoman) dan prosedur (tata).
1         Policy (Kebijakan)
Policy merupakan Sebuah kebijakan keamanan informasi yang terdiri dari laporan tingkat tinggi yang berkaitan dengan perlindungan informasi di seluruh bisnis dan diproduksi oleh manajemen senior.
Kebijakan ini menguraikan peran keamanan dan tanggung jawab, mendefinisikan ruang lingkup informasi yang akan dilindungi, dan memberikan gambaran tingkat tinggi dari kontrol yang harus di tempati untuk melindungi informasi. Selain itu, harus membuat referensi dengan standard dan guidelines (pedoman) yang mendukungnya. Bisnis mungkin memiliki policy yang mencakup tunggal, atau policy yang spesifik yang menargetkan daerah yang berbeda, seperti email atau policy penggunaan diterima. Dari perspektif hukum dan kepatuhan, policy/kebijakan keamanan informasi sering dipandang sebagai komitmen dari manajemen senior untuk melindungi informasi. Sebuah kebijakan didokumentasikan merupakan persyaratan untuk memenuhi peraturan atau hukum, seperti yang berkaitan dengan privasi dan keuangan.

2     Standard
Standard terdiri dari kontrol khusus tingkat rendah yang wajib membantu menegakkan dan mendukung   kebijakan (policy) keamanan informasi. Standard membantu untuk memastikan konsistensi keamanan di bisnis dan biasanya mengandung kontrol keamanan yang berkaitan dengan pelaksanaan tertentu, teknologi perangkat keras atau perangkat lunak. Misalnya, standar sandi mungkin ditetapkan aturannya untuk kompleksitas password.

3           Guidelines (Pedoman)
Guidelines (Pedoman) merupakan petunjuk umum, yang terdiri dari pedoman yang telah direkomendasikan, pedoman yang non-wajib kontrol yang membantu mendukung standar serta pedoman yang melayani sebagai referensi ketika ada standar yang berlaku di suatu tempat.
Guidelines (Pedoman) harus dipandang sebagai suatu petunjuk praktik yang tidak dijadikan persyaratan, tetapi sangat dianjurkan. Pedoman bisa terdiri dari kontrol yang direkomendasikan tambahan yang mendukung standar, atau membantu mengisi kekosongan di mana tidak ada standar khusus berlaku. Sebagai contoh, terdapat standar penulisan password minimal 8 karakter atau lebih dan guidelines berfungsi mendukung standard tersebut dan menyatakan suatu praktik yang baik untuk memastikan password berakhir setelah 30 hari.

4           Prosedur
Prosedur terdiri dari langkah-langkah petunjuk untuk membantu pekerja dalam melaksanakan berbagai policy, standar dan guidelines.
Policy, standard dan guidelines terdiri dari kontrol yang harus di tempati/ di ikuti, sedangkan prosedur lebih spesifik, yaitu menjelaskan bagaimana menerapkan suatu kontrol dengan cara langkah demi langkah. Misalnya, prosedur dapat ditulis untuk menjelaskan cara menginstal Windows dengan aman, merinci setiap langkah yang perlu diambil untuk mengeraskan / mengamankan sistem operasi sehingga memenuhi kebijakan yang berlaku, standar dan pedoman.

 Untuk membantu memperkuat konsep di atas, di bawah ini merupakan contoh untuk menggambarkannya :
  •  Sebuah kebijakan (policy) menyatakan semua informasi bisnis harus dilindungi ketika sedang atau akan ditransfer.
  • Sebuah standard untuk transfer data dibangun untuk mendukung policy diatas, bahwa semua informasi sensitif dienkripsi menggunakan tipe enkripsi tertentu dan bahwa semua transfer sudah login.
  • Sebuah pedoman (guidelines) dibuat untuk mendukung dan  menjelaskan praktek-praktek terbaik untuk merekam data sensitif transfer dan menyediakan template untuk pemotongan transfer.
  • Prosedur disini berfungsi untuk memberikan petunjuk langkah demi langkah untuk melakukan transfer data dienkripsi dan memastikan kepatuhan terhadap kebijakan (policy) terkait, standard dan pedoman (guidelines).
 Referensi : 
 http://mindfulsecurity.com/2009/02/03/policies-standards-and-guidelines/
 Senko's Blog/Blog Archive/CYBER ETHICS/ETIKA-MENGGUNAKAN-INTERNET.htm
                 

Sabtu, 24 Maret 2012

Makalah Metode Penelitian Survai


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman, permasalahan demi permasalahaan diberbagai bidang semakin kompleks, sehingga diperlukan suatu cara untuk memecahkan masalah tersebut untuk berbagai kepentingan.
Penelitian merupakan salah satu cara untuk menjawab berbagai permasalahan tersebut.Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai (secara sistematis dan didukung oleh data) jawaban terhadap suatu pertanyaan, penyelesaian terhadap permasalahan, atau pemahaman yang dalam terhadap suatu fenomena.
Agar penelitian yang dilakaukan mencapai sasaran yang diinginkan, maka diperlukan suatu metode yang baik yang sesuai dengan permalasalahn yang dikaji. Metode penelitian memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah serta menghadapi tantangan lingkungan dimana pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat.
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan yang diteliti adalah melalui metode survei. Menurut Kerngiler (1996) seperti dikutip oleh Riduwan (2006), “penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiogis maupun psikologis”.
Metode survei bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik atau berbagai aspek populasi yang terkait dengan permasalahan yang dikaji, sehingga metode survei sangat diperlukan. Untuk itu kami membuat makalah tentang penelitian survei ini, untuk memberikan gambaran kepada khalayak ramai tentang apa itu penelitian survei, tujuan, karakteristik, prosedur serta kelebihan dan kekurangan penelitian survai itu.
  
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil, yaitu:
1.      Bagaimana definisi penelitian survai itu?
2.      Bagaimana tujuan penelitian survai ?
3.      Bagimana karakteristik penelitian survai?
4.      Bagaimana prosedur pelaksanaan penelitian survai?
5.      Bagaimana kelebihan dan kekurangan penelitian survai?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1.      Mengidentifikasi definisi penelitian survai.
2.      Mengidentifikasi tujuan penelitian survai.
3.      Mengidentifikasi karakteristik penelitian survai
4.      Mengidentifikasi prosedur pelaksanaan penelitian survai.
5.      Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penelitian survai.

D.    Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini, yaitu:
  1. Bagi penyusunmaupun pembaca dapat menambah wawasan dan pemahaman mengenai metode penelitian survai.
  2. Sebagai salah satu bahan belajar dalam pembelajaran mata kuliah Metodelogi Pelelitian.
  
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Penelitian Survai
Survai biasanya digunakan untuk mengumpulkan informasi dengan pengamatan dan pemeriksaan terhadap suatu subjek. Adapun pengertian penelitian survai menurut para ahli, yaitu :
·         Menurut Muhammad Ali dalam bukunya yang berjudul Metodelogi dan Aplikasi Riset Pendidikan, “Survai pada dasarnya merupakan pemeriksaan secara teliti tentang fakta atau fenomena perilaku dan sosial terhadap subyek dalam jumlah besar. Dalam riset pendidikan, survai bukan semata-mata dilakukan untuk mengumpulkan  data atau informasi, seperti tentang pendapat atau sikap, tetapi juga untuk membuat deskripsi komprehensif maupun untuk menjelaskan hubungan antar berbagai variabel yang diteliti.”(Ali, 2010)
·         Menurut Kerngiler (1996) seperti dikutip oleh Riduwan (2006), “penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosioogis maupun psikologis.” (Riduwan, 2009)
·         “Penelitian survai digunakan untuk melakukan penarikan kesimpulan secara umum (generalisasi) dari sampel yang ditentukan. Dalam penelitian ini sampel berfungsi sebagai penduga terhadappopulasi penduga.” (Suryana & Priyatna, 2008)
·         Menurut Singarimbun dan Effendi (1989:3) yang dikutip oleh Purwanto (2010:174), penelitian survai adalah penelitian yang hanya dilakukan atas sampel. (Purwanto, 2010)
·         “Penelitian survai merupakan alternatif metode penelitian lain dari sensus. Sensus adalah penelitian yang dilakukan atas seluruh unsur atau  individu dalam  populasi.” (Purwanto, 2010)
·         “Penelitian survai adalah penelitian yang dilakukan pada populasibesar maupun kecil, data yang dipelajari diambil dari populasi tersebut sehingga dapat ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antarvariabel, sosiologis maupun psikologis.” (Wirartha, 2006)
·         Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik, dari suatu kelompok atau suatu daerah. (Masyhuri & Zainuddin, 2008)
Jadi, penelitian survai merupakan salah satu jenis metode penelitian deskriptif yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil terhadap fenomena yang berkenaan dengan berbagai aspek populasi tersebut untuk memperoleh informasi yang aktual.

B.     Tujuan Penelitian Survai
Tujuan penelitian survai ditunjukan untuk:
·         mengumpulkan informasi tentang variabel bukan informasi tentang individu-individu. Oleh karna itu, metode ini lebih menekankan pada penentuan informasi tentang variabel daripada informasi tentang individu. (Wirartha, 2006)
·         Survai digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki mengapa gejala-gejala tersebut ada. (Wirartha, 2006)
·         Memperoleh gambaran umum tentang karakteristik atau berbagai aspek populasi
·         Mengumpulkan data berkenaan dengan sikap, nilai, kepercayaan, pendapat, kebiasaan, perilaku dan lain-lain
·         Menghasilkan deskripsi beberapa aspek dari populasi dan memerlukan informasi dari subjek yang di pelajari.
·         Mencari informasi faktual secara mendetail yang sedang menggejala
·         Mengidentifikasi masalah-masalah

C.    Ruang Lingkup Penelitian Survai
Survai mempunyai dua lingkup, yaitu sensus dan survai sempel. Sensus adalah survai yang meliputi seluruh populasi yang diinginkan, sedangkan sampel dilakukan hanya pada sebagian kecil suatu populasi. (Wirartha, 2006)

D.    Karakteristik Penelitian Survai
Adapun karakteristik dari penelitian survei, yaitu:
1.      Tujuan utama survei adalah untuk menghasilkan statistik, deskriptif kuantitatif, atau deskripsi dalam angka tentang berbagai aspek populasi yang diteliti.
2.      Cara utama dalam pengumpulan informasi adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada orang yang jawabannya kemudian merupakan daya yang akan dianalisis.
3.      Biasanya informasi itu dikumpulkan dari sebagian saja dari populasi atau sampel, bukan dari seluruh subyek yang menjadi anggota populasi.
Ciri-ciri penelitian deskripsi (survai), (Masyhuri & Zainuddin, 2008):
1.      Memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena
2.      Menerangkan hubungan (korelasi)
3.      Menguji hipotesis yang diajukan
4.      Membuat prediksi (forcase) kejadian
5.      Memberikan arti atau makna atau implikasi pada suatu masalah yang diteliti. Jadi penelitian deskripsi mempunyai cakupan yang lebih luas.

E.     Prosedur Penelitian Survai
Agar diperoleh data atau informasi yang diharapkan, ada beberapa langkah yang sebaiknya ditempuh oleh peneliti dalam pengumpulan data survai terutama yang menggunakan jasa pos, menurut MCMillan &Scumacher (2001)yang dikutip oleh Nana Syaodih Suknadinata (2010), yaitu:
1.      Merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus. Langkah pertama dalam pelaksanaan survai, adalah merumuskan tujuan penelitian. Tujuan ini mencakup tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum berisi rumusan yang lebih bersifat umum tentang apa yang ingin dicapai dengan penelitian ini, sedang tujuan khusus berisi rumusan tentang sasaran-sasaran lebih sfesifik yang ingin dicapai.
2.      Memilih sumber dan populasi target. Langkah selanjutnya yang harus ditempuh adalah populasi target yang ingin dicapai. Keluasan wilayah, penyebaran populasi dan besarnya populasi akan mempengaruhi waktu, dana dan jumlah personil yang diperlukan. Berbagai jenis sumber daya ini  perlu dirumuskan bersamaan dengan penentuan populasi target.
3.      Pemilihan teknik dan pengembangan instrumen pengumpulan data. Untuk mendapatkan instrumen pengumpulan data. Untuk mendapatkan data yang objektif dan akurat diperlukan instrumen yang valid atau menghimpun data yang benar-benar ingin dihimpun. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam survai biasanya ada dua macam, yaitu pedoman wawancara dan angket.
4.      Petunjuk pengisian. Petunjuk pengisian sangat penting di dalam pelaksanaan survai, karna dalam survai umumnya pengisian instrumen dilakukan tanpa kehadiran peneliti. Responden mengisi atau menjawab pernyataan sesuai dengan penafsiran dia tentang apa yang ada dalam petunjuk. Petunjuk harus berisi rumusan yang jelas tentang maksud pengedaran angket, serta apa yang harus dikerjakan oleh responden dan bagaimana pengerjaannya.
5.      Penentuan sampel. Pemilihan dan penarikan sampel sangat penting dalam survai. Sampel harus mewakili populasi baik dalam jumlah maupun karakteristiknya. Karakteristik sampel diambil jumlah sampel secara proposional berdasarkan basar populasi. Selain jumlah dan karakteristiknya, dalam survai juga perlu dipertimbangkan kemampuan responden yang menjadi sampel dan memberikan jawaban secara tertulis.
6.      pembuatan alamat. Dalam pengumpulan data yang menggunakan jasa pos, alamat baik respondenmaupun alamat penelitian, sangat memegang peranan penting. Buatlah alamat yang jelas, dan gunakan alamat yang mudah dijangkau oleh petugas dari kantor pos.
7.      Uju coba. Sebelum digunakan untuk menghimpun data dari sampel yang sesungguhnya, sebaiknya diadakan uji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan terhadap kelompok orang (sampel) dari populasi target, tetapi tidak termasuk sampel yang akan mengisi instrumen pada penelitian sesungguhnya. Uji coba penting  dilakukan untuk mengujicobakaninstrumen, apakah petunjuk pengisisan dan butir-butir pertanyaan dipahami oleh responden, butir-butir pertanyaan nama yang tidak jelas atau menimbulkan penafsiran ganda. Uji coba dilakukan dalam dua bentuk melalui pos dan penyampaian langsung. Uji coba melalui pos selain memberikan masukan tentang kejelasan petunjuk dan rumusan pertanyaan, juga memberikan sampel berapa persen yang mengembalikan angket tepat waktu, terlambat berapa lama dan tidak mengembalikan sama sekali. Uji coba langsung selain memberikan masukan tentang kejelasan petunjuk dan pertanyaan juga laa waktu pengisian.
8.      Tidak lengkap dan tidak mengembalikan. Dalam pelaksanaan survai melalui pos seringkali tidak semua instrumen dapat kembali dan terjawab lengkap. Rata-rata rate yang kembali dan terjawab lengkap adalah 70% dan itu termasuk kurang berhasil dan harus ada kegiatan lanjutan untuk mengirimkan angket pada sampel lainnya.
9.      Tidak lanjut. Apabila jumlah angket yang kembali dan terjawab lengkap kurang dari 70% terutama untuk pengedaran melalui pos, maka harus dilakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut dilakukan setelah  satu atau dua minggu dari batas pengembalian angket. Responden yang dikirimi angket dapat orang yang sama tidak mengembalikan, atau responden baru. Kalu bisa dijangkau jawaban yang tidak lengkap, dilengkapi dengan cara mendatangani langsung. Baik pada penyampaian angket yang pertama maupun yang kedua jumlah yang dikirimkan lebih banyak dari besarnya sampel yang diharapkan, biasanya tambahannya sekitar 30% sampai dengan 40%.

F.     Kelebihan Penelitian Survai
Kelebihan dari penelitian survai, yaitu:
1.      Penelitian survai bersifat sebaguna (versatility), dapat digunakan untuk menghimpun data hampir dalam setiap bidang dan permasalahan.
2.      Penggunaan survei cukup efisien (efficiency) dapat menghimpun informasi yang dapat dipercaya dengan biaya yang relatif murah.
3.      Survai menghimpun data tentang populasi yang cukup besar dari sampel yang relatif kecil.
4.      Dapatdigunakanberbagaiteknikpengumpulan data sepertiangket, wawancara, danobservasi

G.    Kekurangan Penelitian Survai
Adapun kekurangan dari penelitian Survai, yaitu:
1.      Mutu informasi sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan responden untuk bekerjasama, khususnya jika topik yang sedang diteliti terlalu sensitif
2.      Terlalu sering para responden merasa diharuskan mengajukan opini padahal mereka tidak memilikinya, sehingga keabsahan jawaban menjadi sulit
3.      Para responden juga bisa menerjemahkan pertanyaan atau konsep secara berbeda dari yang dimaksud oleh peneliti

H.    Pendapat mengenai Penelitian Survai
Menurut kami, penelitian survai merupakan penelitian yang tidak begitu rumit dan strukturnya sudah jelas. Apa alasannya? Karena penelitian ini memiliki alur atau tata cara sebagaimana penelitian semestinya. Dimana disini bentuk penelitiannya berupa pengambilan sampel lalu diteliti sikap dan kebiasaannya, dijelaskan pula ketrkaitan antar sampel yang diteliti. Jadi penelitian survei ini lebih menuju  pada informasi yang dihasilkan sampel. Maka dari itu, disitulah kelemahan dari penelitian ini, yang mana sampel diharuskan  memberikan opini atau saran yang akan berakibat pada kejelasan jawaban. Namun efisien di dalam penelitiannya, itulah kelebihan dari penelitian ini.
Karena dari tujuan penelitian ini yaitu menentukan karakteristik, sikap yang diteliti secara fakta yang mendetail, dengan merumuskan masalah-masalah yang ada menjadi suatu hasil dari penelitian survei itu sendiri.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Penelitian survai merupakan salah satu jenis metode penelitian deskriptif  yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil terhadap fenomena yang berkenaan dengan berbagai aspek populasi tersebut untuk memperoleh informasi yang aktual. Cara utama dalam pengumpulan informasi adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada orang yang jawabannya kemudian merupakan daya yang akan dianalisis. Teknik utama yang digunakan dalam pengumpulan data survai adalah bertanya. Penelitian survai ini serbaguna dan cukup efisien digunakan dalam penelitian. Namun penelitian survai ini sangat bergantunga kepada kemampuan dalan kemauan responden untuk bekerjasama.

B.     Saran
Dalam memilih metodologi penelitian haruslah disesuaikan dengan rumusan masalah yang akan diteliti. Penelitian survai ini cocok digunakan untuk permasalahn sosial baik itu pendidikan dan politik

 DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2010). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.
Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Cineka Cipta.
Masyhuri, & Zainuddin, M. (2008). Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: PT Refika Aditama.
Purwanto. (2010). Metodelogi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.
Suryana, y., & Priyatna, T. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Tsabita.
Unaradjan, D. (2000). Pengantar Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: PT. Grasindo.
Wirartha, I. M. (2006). Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: ANDI.