Jumat, 13 April 2012

Computer Ethic, Internet Ethic, Perbedaan antara Policy, Standard, Guideline dan Procedure


 
A.    COMPUTER ETHIC
Etika komputer merupakan seperangkat asas atau nilai yang mengatur dalam penggunaan komputer. Etika merupakan suatu ilmu/nilai yang membahas perbuatan baik atau buruk manusia yang dapat dipahami oleh pikiran manusia, sedangkan komputer sendiri merupakan alat yang digunakan untuk mengolah data. Jadi, pengertian dari etika komputer (Computer Ethic) adalah seperangkat nilai yang mengatur manusia dalam penggunaan komputer serta proses pengolahan data.
Etika komputer merupakan hal yang penting untuk membatasi adanya penyalahgunaan teknologi/komputer yang dapat merugikan orang lain. Dengan adanya etika komputer segala kegiatan yang dilakukan dalam dunia komputer memiliki aturan-aturan/nilai yang mempunyai dasar ilmu yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga etika komputer dapat membatasi apa saja yang boleh dilakukan dan apa saja yang menjadi pelanggaran dalam penggunaan komputer. Adapun isu-isu dalam Etika Komputer :
1          Kejahatan Komputer (Computercrime)
Pesatnya perkembangan teknologi komputer membawa dampak positif bagi perkerjaan manusia sekarang ini, namun di sisi lain juga membawa dampak negatif terutama bagi pihak-pihak yang menyalahgunakan dan mencari keuntungan dengan cara yang tidak dibenarkan. Hal ini memunculkan suatu anggapan tentang kejahatan di dunia komputer yang sering disebut “Computercrime”. Kejahatan komputer juga dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal. Hal tersebut terjadi karena banyaknya orang yang melakukan kejahatan komputer mengabaikan adanya etika dalam penggunaan komputer.
2          E-commerce
Perkembangan teknologi juga berpengaruh pada perekonomian dan perdagangan negara. Melalui internet transaksi perdagangan menjadi lebih cepat dan efisien. Namun perdagangan melalui internet ini memunculkan permasalahan baru seperti perlindungan konsumen, permasalahan kontrak transaksi, masalah pajak dan kasus-kasus pemalsuan tanda tangan digital. Untuk menangani hal tersebut, para penjual dan pembeli menggunakan Uncitral Model Law on Electronic Commerce 1996 sebagai acuan dalam melakukan transaksi lewat internet.
3         Pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
Kemudahan-kemudahan yang diberikan internet menyebabkan terjadinya pelanggatan HAKI seperti pembajakan program komputer, penjualan program ilegal dan pengunduha ilegal.
4         Tanggung Jawab Profesi
Seiring perkembangan teknologi, para profesional di bidang komputer sudah melakukan spesialisasi bidang pengetahuan dan sering kali mempunyai posisi yang tinggi dan terhormat di kalangan masyarakat. Maka dari itu mereka memiliki tanggung jawab yang tinggi, mencakup banyak hal dari konsekuensi profesi yang dijalaninya. Para profesional menemukan diri mereka dalam hubungan profesionalnya dengan orang lain. Mencakup pekerja dengan pekerjaan, klien dengan profesional, profesional dengan profesional lain, serta masyarakat dengan profesional.
Etika komputer juga menjadi dasar lahirnya peraturan undang-undang mengenai kejahatan komputer. Indonesia sebagai negara yang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi komputer, tidak mau ketinggalan dalam mengembangkan etika di bidang tersebut. Tingginya penggunaan komputer di Indonesia memicu pelanggaran-pelanggaran dalam penggunaan internet. Besarnya tingkat pembajakan di Indonesia membuat pemerintah Republik Indonesia semakin gencar menindak pelaku kejahatan komputer berdasarkan Undang-Undang Hak Cipta no.19 Tahun 2002. Upaya ini dilakukan oleh pemerintah RI untuk melindungi hasil karya orang lain dan menegakkan etika dalam penggunaan komputer.

B.     INTERNET ETHIC / CYBER ETHIC
Internet (Interconection Networking) merupakan suatu jaringan yang menghubungkan computer diseluruh dunia tanpa dibatasi oleh jumlah unit menjadi satu jaringan yang bisa saling mengakses. Dengan internet tersebut, satu computer dapat berkomunikasi secara langsung dengan computer lain diberbagai belahan dunia. Hadirnya internet dalam kehidupan manusia telah membentuk komunitas masyarakat tersendiri. Internet Ethic / Cyber Ethic merupakan seperangkat asas atau nilai yang mengatur manusia dalam penggunaan internet.
Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam dunia maya adalah sebagai berikut:
  • Bahwa pengguna internet berasal dari berbagai negara yang mungkin memiliki budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda. 
  •  Pengguna internet merupakan orang-orang yang hidup dalam dunia anonymouse, yang tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.
  • Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam internet memungkinkan seseorang untuk bertindak etis seperti misalnya ada juga penghuni yang suka iseng dengan melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan.
  • Harus diperhatikan bahwa pengguna internet akan selalu bertambah setiap saat dan memungkinkan masuknya “penghuni” baru didunia maya tersebut.
Contoh Etika dalam berinternet yaitu Netiket atau Nettiquette. Tingginya penggunaan internet melahirkan aturan baru di bidang internet yaitu netiket. Netiker merupakan etika acuan dalam berkomunikasi menggunakan internet. Standar netiket ditetapkan oleh IETF (The Internet Engineering Task Force), sebuah komunitas internasional ynag terdiri dari operator, perancang jaringan dan peneliti yang terkait dengan pengopersian internet.
1          Netiket pada one to one communications
Yang dimaksud dengan one to one communications adalah kondisi dimana komunikasi terjadi antarindividu “face to face” dalam sebuah dialog.
2          Netiket pada one to many communications
Konsep komunikasi  one to meny communications adalah bahwa satu orang bisa berkomunikasi kepada beberapa orang sekaligus. Hal itu seperti yang terjadi pada mailing list dan net news.
3          Information services
Pada perkembangan internet, diberikan fasilitas dan berbagai layanan baru yang disebut layanan informasi (information service). Berbagai jenis layanan ini antara lain seperti Gropher, Wais, Word Wide Web (WWW), Multi-User Dimensions (MUDs), Multi-User Dimensions which are object Oriented (MOOs)

C.    PERBEDAAN POLICY, STANDARD, GUIDELINE DAN PROCDURE

Untuk melindungi informasi, sebuah perusahaan perlu menerapkan aturan dan kontrol untuk perlindungan informasi dan sistem yang menyimpan serta memproses informasi tersebut. Keamanan informasi dapat dicapai melalui pelaksanaan policy (kebijakan), standard, guidelines (pedoman) dan prosedur (tata).
1         Policy (Kebijakan)
Policy merupakan Sebuah kebijakan keamanan informasi yang terdiri dari laporan tingkat tinggi yang berkaitan dengan perlindungan informasi di seluruh bisnis dan diproduksi oleh manajemen senior.
Kebijakan ini menguraikan peran keamanan dan tanggung jawab, mendefinisikan ruang lingkup informasi yang akan dilindungi, dan memberikan gambaran tingkat tinggi dari kontrol yang harus di tempati untuk melindungi informasi. Selain itu, harus membuat referensi dengan standard dan guidelines (pedoman) yang mendukungnya. Bisnis mungkin memiliki policy yang mencakup tunggal, atau policy yang spesifik yang menargetkan daerah yang berbeda, seperti email atau policy penggunaan diterima. Dari perspektif hukum dan kepatuhan, policy/kebijakan keamanan informasi sering dipandang sebagai komitmen dari manajemen senior untuk melindungi informasi. Sebuah kebijakan didokumentasikan merupakan persyaratan untuk memenuhi peraturan atau hukum, seperti yang berkaitan dengan privasi dan keuangan.

2     Standard
Standard terdiri dari kontrol khusus tingkat rendah yang wajib membantu menegakkan dan mendukung   kebijakan (policy) keamanan informasi. Standard membantu untuk memastikan konsistensi keamanan di bisnis dan biasanya mengandung kontrol keamanan yang berkaitan dengan pelaksanaan tertentu, teknologi perangkat keras atau perangkat lunak. Misalnya, standar sandi mungkin ditetapkan aturannya untuk kompleksitas password.

3           Guidelines (Pedoman)
Guidelines (Pedoman) merupakan petunjuk umum, yang terdiri dari pedoman yang telah direkomendasikan, pedoman yang non-wajib kontrol yang membantu mendukung standar serta pedoman yang melayani sebagai referensi ketika ada standar yang berlaku di suatu tempat.
Guidelines (Pedoman) harus dipandang sebagai suatu petunjuk praktik yang tidak dijadikan persyaratan, tetapi sangat dianjurkan. Pedoman bisa terdiri dari kontrol yang direkomendasikan tambahan yang mendukung standar, atau membantu mengisi kekosongan di mana tidak ada standar khusus berlaku. Sebagai contoh, terdapat standar penulisan password minimal 8 karakter atau lebih dan guidelines berfungsi mendukung standard tersebut dan menyatakan suatu praktik yang baik untuk memastikan password berakhir setelah 30 hari.

4           Prosedur
Prosedur terdiri dari langkah-langkah petunjuk untuk membantu pekerja dalam melaksanakan berbagai policy, standar dan guidelines.
Policy, standard dan guidelines terdiri dari kontrol yang harus di tempati/ di ikuti, sedangkan prosedur lebih spesifik, yaitu menjelaskan bagaimana menerapkan suatu kontrol dengan cara langkah demi langkah. Misalnya, prosedur dapat ditulis untuk menjelaskan cara menginstal Windows dengan aman, merinci setiap langkah yang perlu diambil untuk mengeraskan / mengamankan sistem operasi sehingga memenuhi kebijakan yang berlaku, standar dan pedoman.

 Untuk membantu memperkuat konsep di atas, di bawah ini merupakan contoh untuk menggambarkannya :
  •  Sebuah kebijakan (policy) menyatakan semua informasi bisnis harus dilindungi ketika sedang atau akan ditransfer.
  • Sebuah standard untuk transfer data dibangun untuk mendukung policy diatas, bahwa semua informasi sensitif dienkripsi menggunakan tipe enkripsi tertentu dan bahwa semua transfer sudah login.
  • Sebuah pedoman (guidelines) dibuat untuk mendukung dan  menjelaskan praktek-praktek terbaik untuk merekam data sensitif transfer dan menyediakan template untuk pemotongan transfer.
  • Prosedur disini berfungsi untuk memberikan petunjuk langkah demi langkah untuk melakukan transfer data dienkripsi dan memastikan kepatuhan terhadap kebijakan (policy) terkait, standard dan pedoman (guidelines).
 Referensi : 
 http://mindfulsecurity.com/2009/02/03/policies-standards-and-guidelines/
 Senko's Blog/Blog Archive/CYBER ETHICS/ETIKA-MENGGUNAKAN-INTERNET.htm